Oleh: Suara Hati Mukaddam Warga Tulangbawang Barat
Tulangbawang Barat, 24 Maret 2025, –rkadang, di balik senyum yang kami tunjukkan, tersimpan luka yang sulit kami ungkapkan. Bukan karena kami tidak ingin bicara, tapi karena terlalu sering suara kami tak sampai. Terlalu sering harapan kami hanya menjadi angka dalam rencana, tanpa kenyataan.
Kini, saat Bupati dan Wakil Bupati baru, kami menaruh kembali harapan yang hampir padam. Kami tahu, tugas memimpin bukan perkara mudah. Namun, kami ingin percaya bahwa kemajuan, kesejahteraan, dan daya saing bukan lagi sekadar retorika atau hiasan pidato melainkan kenyataan yang bisa kami rasakan, bukan sekadar kami dengar.
Partisipasi Rakyat Bukan Hanya Janji.
Kabupaten Tulangbawang Barat memiliki semboyan luhur: Nemen, Nedes, Neremo (Nenemo) bekerja keras, sungguh-sungguh, dan menerima dengan ikhlas. Tapi apakah semangat Nenemo itu hanya menjadi simbol budaya, atau benar-benar menjadi jiwa dalam pembangunan kita?
Kami ingin dilibatkan, didengar, dan dihargai. Partisipasi masyarakat bukan hanya soal datang ke musyawarah, menandatangani daftar hadir, lalu dilupakan. Kami ingin ikut merencanakan, ikut mengawasi, ikut merasakan hasil pembangunan. Karena ini tanah kami, hidup kami, masa depan anak-anak kami.
Kami sudah lelah menunggu Janji.
Setiap tahun, kami membaca janji tentang infrastruktur, pendidikan, kesehatan, lapangan kerja. Namun, masih banyak jalan yang rusak, sekolah yang perlu perbaikan, dan pemuda yang pergi merantau karena di tanah kelahiran mereka tidak ada kesempatan.
Kami tidak butuh kata-kata indah. Kami butuh pemimpin yang turun, melihat, dan mengerti. Kami ingin pemimpin yang mau berjalan di jalan berlumpur, bukan hanya melewati jalan yang telah diaspal untuk acara peresmian.
Harapan yang Tersisa
Kami tahu, tidak semua bisa berubah dalam semalam. Tapi jangan biarkan kami terus menunggu tanpa kepastian. Jangan biarkan kami kembali kecewa. Karena setiap janji yang tidak ditepati adalah luka baru bagi rakyat yang sudah cukup menderita.
Kami tidak ingin banyak. Hanya keadilan, perhatian, dan kehadiran. Jika Bupati dan Wakil Bupati baru benar-benar peduli, maka tolong buktikan bahwa Nenemo bukan sekadar semboyan. Jadikan ia nyawa dalam setiap keputusan, dalam setiap kebijakan.
Dan jika suatu hari, langkah kalian mulai menjauh dari rakyat, ingatlah di balik senyum kami, ada luka. Tapi ada juga doa. Semoga kalian tidak menjadi pemimpin yang melukai, tetapi yang menyembuhkan.#