Bandar Lampung, Intermedianews.co.id–Gubernur Lampung Arinal Junaidi dan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Drs. Dahlan Rais, M. Hum dipastikan bakal hadir dalam perhelatan Musyawarah Wilayah Muhammadiyah ke-26 di Kabupaten Lampung Timur, 11-12 Februari 2023 mendatang.
Kepastian kesediaan kedua tokoh tersebut dalam menghadiri forum musyawarah tertinggi Muhammadiyah Lampung itu disampaikan Ketua PW. Muhammadiyah Prov. Lampung, H. Marzuki, di Mahan Agung, Selasa (10/1/23).
Musyawarah Wilayah (Musywil) Muhammadiyah Provinsi Lampung ke-26 dan Aisyiyah ke-26, akan dihadiri musyawirin atau Anggota Musywil yang memiliki hak suara terdiri dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) yang terdiri dari jajaran pimpinan, majelis, lembaga/badan dan ortom tingkat propinsi.
Demikian pula di tingkat daerah (PDM) ada majelis dan lembaga yang membantu kerja para pimpinan dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) dan organisasi otonom tingkat daerah.
Dalam kesempatan kali ini Gubernur Lampung, Arinal Junaidi menyampaikan kesediaanya untuk hadir dalam Musywil yang telah diagendakan, dan tentunya “Apresiasi saya berikan kepada Tokoh Muhammadiyah juga kepada Kakanwil Kemenag Lampung karena urusan keagamaan di Provinsi Lampung sampai saat ini aman terkendali dan di Kanwil Agamalah pusat pelayanan semua Agama”, ungkap Gubernur
“Kehidupan sehari-hari jangan sampai ada pertikaian, perselisihan, antar pemeluk agama, lebih lagi menghadapi tahun politik 2024 yang akan datang, mari bersama-sama kita tumbuhkan kebersamaan dengan keberagaman Agama, sebagaimana yang Muslim jangan merasa terganggu dan begitu juga sebaliknya jangan pula mengganggu”, harap Gubernur.
Kakanwil menambahkan tahun ini adalah tahun yang hangat, dinamika menjelang Pemilu semua aman dan terkendali, karena NU dan Muhammdiyah sudah lepas dari Politik.
“Urusan perserikatan tidak boleh disangkut pautkan dengan urusan politik, Pemilu 2024, tugas kita bersama untuk menciptakan harmoni, bersama-sama kita duduk mengulas, berdialog bersama sebagaimana konteks moderasi beragama, kita saling menguatkan cara pandang, moderasi beragama dapat dijadikan sebagai strategi kebudayaan untuk merawat Indonesia yang damai, toleran dan menghargai keragamaan. Moderasi Beragama adalah cara hidup untuk rukun, saling menghormati, menjaga dan bertoleransi tanpa harus menimbulkan konflik karena perbedaan yang ada”, jelas Kakanwil. (Fadilah)