Tulangbawang Barat, Intermedianews.co.id--Tiyuh Indraloka Jaya Kecamatan Way Kenanga hingga saat ini masih mempertahankan posisi sebagai sentra penghasil jambu madu di Tubaba. Setidaknya terdapat lebih dari 30 rumah tangga yang memiliki kebun buah manis tersebut, dengan rata-rata jumlah tanaman masing-masing antara 20 hingga 50 batang.
Selama ini hasil panen jambu madu dari Tiyuh Indraloka Jaya sebagian masuk ke pasar Bandarlampung, dan sebagiannya lagi dijual di depo yang berada di pingiir jalan lintas yang berada di tiyuh tersebut. Jambu madu yang dipasarkan di Bandarlampung adalah yang grade A dengan harga dari petani sekitar Rp 40.000 per kilogram, sedangkan yang dijual di lokasi setempat sebagin besar adalah grade B dengan harga sekitar Rp 25.000 hingga Rp 30.000 per kilogram.
Selain dipasarkan di Bandarlampung dan juga depo penjualan, tidak jarang konsumen dari luar juga membeli dengan cara mendatangi langsung rumah-rumah pemilik kebun. Tim dari Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Tubaba yang dipimpin Sekretaris Dinas, Sulistyohadi, hari Selasa (07/11) berkunjung menemui beberapa petani jambu madu di Indraloka Jaya.
Secara umum kondisi tanaman jambu madu di Tiyuh tersebut cukup baik. Warga yang membudidayakan jambu madu di Tiyuh Indraloka Jaya sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam memelihara tanamannya, Mereka mampu menjaga kontinuitas produksi kendati umur tanaman yang mereka pelihara rata-rata sudah di atas 12 tahun.
Dengan kemampuan yang memadai tersebut, warga sangat jarang menghadapi masalah dalam teknik budidaya, terlebih mereka juga berhimpun dalam komunitas yang aktif menggelar pertemuan rutin sehingga dapat saling tukar pengetahuan dalam proses budidaya dan pemasaran jambu madu.
Sutris, salah satu petani pembudidaya jambu madu di Tiyuh tersebut, mengaku bahwa penghasilan yang diperoleh dari kebun jambu madu miliknya cukup lumayan untuk membantu perekonomian rumah tangga. Bahkan, menurutnya, saat ini penghasilan dari budidaya jambu madu relatif lebih menguntungkan dibanding mengelola kebun karet.
Kendati memberi penghasilan yang lumayan, tetapi diakuinya bahwa budidaya jambu madu memerlukan keseriusan dan ketekunan.
Sementara itu, juru tulis Tiyuh Indraloka Jaya, Sahidin, mengaku cukup bangga dengan aktifitas warganya yang telah membudidayakan jambu madu. Dengan adanya jambu madu, saat ini banyak tamu dari luar daerah yang sengaja datang ke wilayahnya untuk membeli buah tersebut. “Beberapa kali kami juga mengirim jambu madu hingga ke Jakarta,” demikian kata dia. (red).