Tradisi pesantren telah lama mengajarkan empat kemampuan abad 21 yang dikenal sebagai 4C, yang sangat relevan dan sejalan dengan pendidikan yang diberikan kepada santri.
1. Berpikir Kritis (Critical Thinking): Pesantren membekali santri dengan kemampuan untuk berpikir kritis. Mereka tidak hanya pasif menerima ajaran, tetapi juga diajarkan untuk memahami, merenung, dan mengkritisi. Hal ini tercermin dalam praktek kajian kitab kuning dan bahtsul masail, di mana santri tidak hanya membaca dan menghafal, tetapi juga berdiskusi, bertanya, dan berdebat untuk memahami makna yang lebih dalam.
2. Kemampuan Komunikasi (Communication Skill): Pesantren juga mendidik santri untuk memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dan sopan. Santri diajarkan untuk dapat menyampaikan pikiran dan perasaannya dengan jelas dan efektif, baik dalam berbicara maupun menulis. Kemampuan ini penting dalam interaksi sehari-hari, konteks belajar dan mengajar, serta dalam berdakwah. Hal ini tercermin dalam kegiatan belajar muhadharah, khitobah, dan adabul bahts wal muhadharah yang diajarkan di pesantren.
3. Prinsip Kolaborasi (Collaboration): Pesantren adalah komunitas yang erat, di mana santri belajar untuk bekerja sama dan saling membantu. Mereka belajar untuk menghargai perbedaan, berbagi pengetahuan dan keterampilan, dan mencapai tujuan bersama. Kolaborasi ini sangat penting dalam era global saat ini. Dengan latar belakang sosial yang beragam, santri belajar berkolaborasi sejak dini, sehingga banyak pemimpin yang berasal dari kalangan pesantren.
4. Kreativitas (Creativity): Pesantren juga mendidik santri untuk berpikir kreatif dan inovatif. Santri didorong untuk mencari solusi baru untuk masalah, mencoba pendekatan baru dalam belajar, dan menciptakan karya yang bermakna. Kreativitas ini tidak hanya diterapkan dalam konteks akademik, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari dan berbagai bentuk seni dan budaya. Hasilnya, banyak santri yang menjadi entrepreneur atau wirausawan sukses di berbagai bidang, termasuk di bidang IT yang jauh dari dunia santri.
Dengan demikian, 4C bukanlah konsep baru bagi santri. Sebaliknya, ini adalah pengejawantahan dari nilai-nilai dan keterampilan yang telah lama diajarkan dalam tradisi pesantren.(Fadilah)
Sumber : Humas Kanwil Kemenag Lampung