Pesan Khutbah Wukuf Kakanwil Kemenag Lampung: Tak Ada yang Perlu Disombongkan 28 Juni 2023, 19:04 WIB

Makkah, Intermedianews.co.id–Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung Puji Raharjo didaulat menjadi khatib untuk Khutbah Wukuf atau Khutbah Arafah 1444 H. Dalam khutbahnya, ia mengingatkan pesan mendalam sebagai refleksi atas perjalanan kehidupan manusia.

Ia mengingatkan jamaah dan seluruh umat Islam tentang pakaian ihram yang dikenakan selama proses Wukuf. Pakaian tersebut berwarna sama yakni putih yang melambangkan kesucian.

“Tidak mengenal dari mana kita berasal, setinggi apa pun jabatan kita, sebanyak apa pun harta kita, apa pun warna kulit kita, semuanya mengenakan pakaian ihram putih melambangkan kembalinya manusia kepada Allah, pemilik alam semesta,” katanya,

Semua identitas, semua jabatan, dan kekayaan lanjutnya ditanggalkan seraya menyadari bahwa semua adalah sama di hadapan Allah swt. Menyadari bahwa tidak ada yang perlu disombongkan selama hidup di dunia. Semua akan kembali kepada-Nya dengan kain putih yang membungkus.

“Hanya amal ibadah yang akan dibawa menghadap yang Kuasa, Allah swt,” tegasnya.

Wukuf lanjutnya, memiliki makna berhenti. Ini merupakan lambang bahwa pada satu titik kehidupan, manusia harus berhenti untuk melakukan muhasabah, perenungan, evaluasi, mendekatkan diri dan melambungkan jiwa serta nilai-nilai spiritual kepada Allah swt.

“Wukuf menjadi momentum bagi kita untuk menyadarkan diri bahwa kita adalah makhluk yang sangat lemah di hadapan Allah swt. Kita akan mempertanggungjawabkan segala yang telah lakukan selama di dunia ini, nanti di yaumul mahsyar,” katanya.

Tidak ada kekuatan dan kesempatan bagi manusia untuk berbohong karena mulut akan ditutup, tangan akan berbicara, dan kaki akan menjadi saksi tentang apapun yang dilakukan selama di dunia.

Dalam khutbahnya, kakanwil juga mengajak semua untuk optimis dalam menjalani kehidupan ini. Hal ini tercermin dari proses thawaf dan sa’i yang terus bergerak menuju titik tujuan sebagaimana hidup untuk menggapai harapan dan cita-cita.

“Semangat thawaf dan sa’i harus mampu kita wujudkan dalam setiap lini kehidupan kita sehari-hari. Semangat untuk terus menjadi hamba yang baik dalam menjalankan misi utama di dunia yakni menjadi khalifah dan menyembah Allah swt,” jelasnya.

Selain itu lanjutnya, berkumpulnya jutaan jamaah dari berbagai negara dalam satu tempat ini memberi hikmah yang mendalam bagi kita. Perbedaan-perbedaan yang ada, mulai dari ras, bangsa, tradisi, dan bahasa serta perbedaan lainnya bukanlah untuk dipertentangkan. Namun semua ini bisa menyatu dalam rangka saling memahami satu sama lain. (Muhammad Faizin)

Publikasi : Fadilah

BAGIKAN

Check Also

Dubes Ubaedillah: Negara Hadir, Lindungi PMI di Brunei

Temburong, Brunei Darussalam, Intermedianews.co.id–Duta Besar RI untuk Brunei Darussalam, Dr Achmad Ubaedillah MA mengemukakan, negara …