Jakarta, Intermedianews.co.id–Ribuan orang turut meramaikan senam bersama dalam rangka memperingati Hari Osteoporosis Nasional di Plaza Utara Kompleks Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, Minggu (23/10).
Turut hadir pada kegiatan itu, antara lain Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat, Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, Ketua Umum KORMI Hayono Isman dan Ketua Umum Perwatusi Anita A Hutagalung beserta jajarannya.
Menkes Budi Gunadi mengajak masyarakat untuk terus bergerak dan berolahraga agar terus sehat dan bugar.
“Kita harus rajin berolahraga dan memakan makanan sehat lima sempurna, termasuk vitamin khususnya vitamin D agar tulang tidak keropos saat lanjut usia (lansia) dan mengalami osteoporosis.
Rajin berolahraga dan beraktivitas di luar ruangan terutama di bawah pukul sembilan pagi agar mendapat sinar matahari,” kata Menkes Budi Gunadi di sela kegiatan.
Peringatan Hari Osteoporosis Nasional tahun ini mengambil tema “Indonesia Bergerak Kuatkan Tulang Produktif Kini dan Nanti.” Tema ini diambil untuk meningkatkan kepedulian masyarakat Indonesia mencegah osteoporosis.
“Melalui peringatan tahun ini, diharapkan masyarakat turut serta menurunkan angka osteoporosis dengan membiasakan olahraga, diet untuk kesehatan tulang, dan menghindari gaya hidup tidak sehat,” ujar Ketua Umum Perkumpulan Warga Tulang Sehat Indonesia (Perwatusi), Anita Hutagalung.
Dia menjelaskan, di Indonesia osteoporosis sudah dalam tingkat yang patut diwaspadai, yaitu mencapai 19,7 persen dari populasi jumlah penduduk, dimana 1 dari 3 wanita dan 1 dari 5 pria di Indonesia terserang osteoporosis atau keretakan tulang.
“Osteoporosis kini menjadi salah satu penyakit yang membutuhkan perhatian serius, karena osteoporosis dapat mengakibatkan patah tulang, cacat tubuh, bahkan dapat menimbulkan komplikasi hingga kematian,” kata Anita Hutagalung.
Diingatkan Anita, pengobatan osteoporosis akan membutuhkan biaya yang sangat besar serta membutuhkan waktu panjang sehingga menjadi penderitaan yang berkepanjangan.
Kekuatan mineral tulang tanpa disadari berkurang yang menyebabkan lubang besar di dalam struktur trabekular pada tulang saat terjadi osteoporosis, sehingga tulang menjadi rapuh, mudah patah apabila terkena benturan. Oleh sebab itu, osteoporosis dikenal juga sebagai silent epidemic.
“Osteoporosis menjadi ancaman bagi kehidupan manusia. Data statistik pada tahun 2021 menyebutkan bahwa terdapat sekitar 200 juta penderita osteoporosis di seluruh dunia. Tahun 2050, diperkirakan 6,3 juta manusia akan mengalami patah tulang panggul setiap tahun di seluruh dunia yang lebih dari setengahnya terdapat di Asia,” terang Anita Hutagalung.
Untuk mencegah gejala osteoporosis dini, Perwatusi dengan dukungan penuh dari Entrasol melakukan pemeriksaan serentak pada tanggal 23 Oktober dengan alat Osteosys kepada ribuan masyarakat di 4 kota, 12 Provinsi dan 47 kabupaten.
Kegiatan ini diharapkan dapat dicatat oleh Museum Rekor Dunia Indonesia atau MURI sebagai rekor peserta terbanyak yang diperiksa dengan alat Osteosys.
Lewat alat tersebut, kadar kepadatan massa tulang para lansia diukur. Osteosys memiliki indikator yang berisi data tingkat kepadatan tulang. Ketika berstatus hijau berarti kondisi tulang bagus. Jika statusnya kuning harus hati-hati.
Lansia harus mengonsumsi makanan atau suplemen yang mengandung kalsium tinggi. Ketika indikator merah, maka lansia itu harus segera mendapatkan treatment khusus untuk meningkatkan kalsium.
Sementara Dokter Adeline Devita dari PT Sanghiang Perkasa (Kalbe Nutritionals) dan Boy Sinaga, Business Unit Coordinator Entrasol Kalbe Nutritionals mengatakan bahwa Entrasol berkomitmen untuk memberikan nutrisi kesehatan tulang yang tepat setiap hari, salah satunya dengan turut mendukung program Perwatusi melalui Indonesia Bergerak Kuatkan Tulang Produktif Kini dan Nanti yang dilaksanakan pada hari ini.
“Entrasol Kalbe Nutritionals telah mengeluarkan produk Entrasol Gold, susu bernutrisi tinggi kalsium dengan ekstrak buah zaitun yang baik untuk menjaga kekuatan tulang dan kesehatan jantung,” kata dokter Adeline Devita. ***