INDRAMAYU, Intermedianews.co.id– Kabupaten Indramayu selain dikenal dengan sebutan Kota Mangga, memiliki menu favorit yang juga merupakan masakan khas masyarakat nelayan yakni Gombyang Manyung. Ini juga yang kemudian dilirik Ketum SMSI Pusat, Firdaus didampingi Sekertaris SMSI Propinsi Jawa Barat, Ahmad Syaekhu jelang pelaksanaan Lokakarya dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2023, yang diselenggarakan Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Perwakilan Indramayu, di Hall Grand Hotel Trisula, Minggu (12/2/2023).
Didampingi Ketua SMSI Perwakilan Indramayu dan sejumlah pengurus, Ketum SMSI Pusat bersama Sekretaris SMSI Propinsi Jawa Barat, menyempatkan diri untuk menikmati suguhan Gombyang Manyung, di salah satu rumah makan Indramayu, Sabtu (11/2/2023) malam.
Ketum SMSI Pusat, Firdaus, mengatakan, Kabupaten Indramayu yang berada di Pantai Utara Jawa Barat dengan sebagian aktifitas warganya adalah nelayan, memiliki beragam potensi kuliner dari hasil laut, salah satunya adalah kuliner Pindang Gombyang yang menjadi menu khas Kabupaten Indramayu.
Menu makanan yang bahan baku utamanya kepala ikan manyung tersebut belakangan ini tengah populer dan menarik minat para pecinta kuliner, sehingga ketika berkunjung ke Indramayu akan menyempatkan diri untuk mencicipi gombyang.
“Mumpung sedang berada di Indramayu, kami sempatkan untuk mencicipi Gombyang Manyung,” ujarnya.
Menurutnya, masakan yang disajikan, mengingatkan ibu Ketum yang juga memiliki keahlian dalam memasak ikan Gombyang, bahkan yang lebih spesial, kata Firdaus, bau anyir yang tidak terasa sehingga kuliner Gombyang ini membawa makna tersendiri bagi Ketum Firdaus dengan segala kenangan yang dialami.
“Sudah lama saya tidak menyantap masakan Gobyang ini, jadi teringat Ibu,” imbuh Ketum Firdaus.
Sementara, Ketua SMSI Perwakilan Indramayu, Ihsan Mahfudz, mengungkapkan, sebenarnya kepala ikan manyung sudah merupakan menu keluarga bagi masyarakat pesisir Indramayu, akan tetapi dengan jumlahnya yang cukup banyak sehingga memiliki nilai jual yang sangat rendah bahkan bisa dikatakan sebagai limbah ikan, karena setelah dipotong dan bagian badannya dibuat untuk diolah menjadi Jambal Roti, kepala ikan manyung tersebut dibiarkan percuma dan hanya sebagian kecil dimanfaatkan untuk lauk keluarga, namun kemudian setelah dijadikan sebagai salah satu menu kuliner dan ternyata diminati para pecinta kuliner, permintaan potongan kepala ikan manyung bertambah sehingga memiliki nilai ekonomi yang cukup lumayan.
“Saat ini Gombyang Manyung menjadi menu terfavorit kuliner Indramayu,” ungkapnya.
Ihsan juga mengatakan, selain gombyang, limbah ikan manyung lainnya adalah kantong udara yang berada di perut ikan, ini dapat diolah menjadi sejenis krupuk lambak dengan rasa gurih dan cita rasa khas ikan, kemudian untuk jeroannya bisa dibuat pepes atau oseng / tumis jeroan, karena itu ikan manyung semua bagiannya bisa dimanfaatkan dan dikembangkan menjadi menu kuliner khas Indramayu, kemudian untuk jambal roti itu sendiri dipasarkan hingga ke berbagai daerah dengan harga yang cukup lumayan dan bagi pengunjung bisa mendapatkan di setiap toko oleh-oleh Indramayu.
“Setelah diolah dengan baik harga ikan manyung bisa menaikan pendapatan para nelayan dan juga pengusaha kuliner Indramayu,” pungkasnya.
Usai menyantap khas Gombyang Indramayu, Ketum Firdaus diajak mengelilingi potensi nelayan di Kabupaten Indramayu yakni keberadaan Pelabuhan Nelayan Karangsong dan Kuliner Tjimanuk Indramayu. ***