Ketua FKUB Prov Lampung Ajak Mahasiswa Laksanakan Tiga Pilar Moderasi Beragama

Bandar Lampung, Intermedianews.co.id–Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Prov. Lampung bersama Universitas Lampung menandatangani Memorandum Of Understanding (MoU) Penguatan Moderasi Beragama bagi mahasiswa.

Kegiatan tersebut dilaksananan bersamaan dengan acara Studium Generale atau kuliah umum bagi mahasiswa baru, bertempat di Gedung Serba Guna Unila.

Dalam paparannya ketua FKUB Lampung Dr. M Bahruddin, MA menyampaikan bahwa hasil World Conference on Religion and Peace (WCRP), Kyoto 1970 menyatakan perpecahan atau perperangan semua memporak porandakan, tidak ada yang menang semua hancur. Contoh, di Indonesia pertikaian di Poso antara umat Islam dan saudara kita Nasrani tidak ada yang menang semua menjadi arang, tidak juga Posa menjadi semua umatnya islam atau sebaliknya. “Kita harus menyadari kita adalah bangsa multikultural , kemajemukan keragaman baik suku, agama, ras, adat istiadat merupakan sunatullah atau hukum alam, tidak ada satupun yang dapat menolak, selain Allah Tuhan YME.

Semua majemuk, semua plural, semua taadut, yg esa tunggal hanya Allah, semua berpasang pasangan, tidak mungkin suatu saat dunia ini disi perempuan saja ataupun lelaki saja. Kuncinya ditengah pluritas ini tdk ada jalan lain hurus rukun bukan agama yang dirukunkan tetapi rukun kita dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara .

Bukan berarti rukun tidak bertemu karena tidak ada sentuhan atau aktifitas, tidak ada komunikasi namun bagaimana tidak ada konflik pada saat hidup berdampingan.

Bahruddin juga menjelaskan, untuk mengelola situasi keagamaan, yang sangat beragam kita membutuhkan visi dan solusi yang dapat menciptakan kerukunan dan kedamaian dalam menjalankan kehidupan yakni dengan mengedepankan moderasi beragama.

Moderasi beragama bukan bearti memoderasikan agama, karena semua agama sudah mengandung prinsif moderasi yaitu keadilan dan keseimbangan. Bukan agama jika ia mengajarkan perusakan, kezaliman dan angkara murka dimuka bumi. Agama tidak pernah dimoderasi namun cara seseorang beragama harus selalu didoromng kejalan tengah , harus selalu senantiasa dimoderasi, yang dijabarkan dalam tiga pilar yaitu moderasi dalam pemikiran, moderasi dalam gerakan dan perbuatan, misal mengapa kamu kenyang ? saya makan nasi, cukup, ini jawaban simple dan sudah dapat dipahami, saya kenyang karena Allah Tuhan YME melalui saya makan nasi, ini jawaban bertelele tidak moderat.

Bahruddin juga ngajak mahasiswa agar selalu menanamkan kebhinikaan, persatuan dan kesatuan jangan mudah terprovokasi, terhasut , isu isu yang dapat memecah belah, radikalisme harus taat dengan ajaran agama, semua agama memiliki ajaran yang universal, nilai nilai luhur yang terkandung yaitu memanusiakan manusi apa pun agamanya, jika para mahasiswa sebagai generasi penerus dapat menjalankan tiga pilar moderasi beragama maka Indonesia akan tentram damai dalam genggaman generasi muda kita saat ini , imbuh sekretaris senat UIN tersebut.

Sementara itu menurut Wakil Rektor Dr. Mohammad sifwan Effebdi, M.Ed., selaku ketua panita, kegiatan ini dilakukan setiap awal tahun namun dua tahun terakhir dilaksakan secara daring karena covid 19 namun tahun ini diikuti oleh sekitar 7 ribu lebih mahasiswa tapi tidak sepenuhnya secara luring, hanya 1.088 mahasiswa yang secara luring sisanya masih melai daring.

Dengan tujuan memberikan bekal bagi mahasiswa baru dalam menanamkan pondasi di jiwa dan fikiran mahasiswa dengan penguatan relegius, Pancasila, pendidikan karakter, nasionalisme dan kebhinikaan untuk membentuk mahasiswa yang bermartabat, karena tatangan kedepan sangat berat, mahasiswa bisa disusupi faham faham yg akan memecah belah dn nilai nilai radikalisme dan ekstremisme, tandas wkl rektor (Fadilah)

BAGIKAN

Check Also

Polsek Tumijajar dan Polsek Tulang Bawang Tengah bersama Warga Gotong Royong Perbaiki Rumah Rusak Akibat Puting Beliung

Tulang Bawang Barat, intermedianews.co.id—-– Sebagai wujud kepedulian terhadap masyarakat dan bentuk tanggap bencana, Polsek Tumijajar …