Lampung, Kanwil Kemenag (Humas), Intermedianews.co.id–Sebanyak 287 peserta mengikuti Rekrutmen Calon Pelatih Daerah Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PPKB) Guru PAI Tahun 2022 secara virtual, Rabu (5/10).
Para peserta berasal dari 15 Kabupaten / Kota se-Provinsi Lampung dengan penguji yang terdiri dari unsur pengawas dan pejabat pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung.
Saat memberikan sambutan, Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Lampung Puji Raharjo menyampaikan beberapa hal. Diantaranya mengenai tantangan dalam Pendidikan Agama Islam (PAI) yang cukup berat pada hari ini.
“Hal itu terjadi karena pergeseran yang sangat cepat atau disebut dengan disrupsi. Perubahan ini menuntut seluruh Guru PAI di semua tingkatan untuk bisa mengembangkan diri terutama pada pengetahuan, keterampilan, dan kemampuannya. Agar dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman,” ujar Kakanwil saat membuka acara di Hotel Grand Anugerah Bandar Lampung.
Oleh karenanya, lanjut Kakanwil, sejak tahun 2009 Pemerintah telah mencanangkan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) supaya dapat meningkatkan profesionalitas guru serta memiliki ilmu pengetahuan yang kuat, memiliki kepribadian matang, dan seimbang.
“Dengan Program PKB ini kita harus terus mengembangkan diri demi profesionalisme guru. Sehingga bisa up to date terhadap kebutuhan riil masyarakat, terutama keterampilan untuk membangkitkan minat dan semangat para peserta didik,” katanya.
Kakanwil menyebutkan, pengetahuan dan keterampilan para guru pada saat ini belum sesuai dengan tuntutan profesinya, terutama yang berkaitan dengan kematangan dan kepribadian.
“Yang menjadi problem pada konteks kekinian adalah keahlian dan pengembangan wawasan Islam moderat yang belum tumbuh. Justru pemahaman Islam yang tidak moderat itu malah berkembang. Inilah tantangan kita sebagai Guru PAI yang harus mengajarkan Islam Rahmatan lil ‘alamin dan mampu mengharmonisasikan kehidupan,” tuturnya.
Kemudian Guru PAI juga harus menguasai Teknologi Informatika, wawasan kebangsaan, dan pemahaman keagamaan. Nilai – nilai keagamaan yang diamalkan dan dilakukan selama ini haruslah sesuai dengan ideologi Pancasila.
“Dampak negatif dari paham keagamaan yang radikal dapat mengancam ketahanan ideologi nasional. Oleh karena itu, pada siang ini saya pesan kepada kita semua terutama pada para tim penguji nanti saat sesi wawancara mohon digarisbawahi pemahaman keagamaan para peserta harus moderat,” sebutnya.
“Kalau wawasan keagamaannya belum selesai, tentu akan berdampak bagi siswa dan berkontribusi negatif pada bangsa. Saya titipkan betul agar jangan sampai kita kecolongan dari ruang kelas sendiri. Guru PAI itu adalah guru yang harus benar – benar memahami ajaran dalam konteks NKRI. Harapannya adalah seluruh peserta kegiatan dapat mengikuti dengan baik dan nantinya mampu menghasilkan pelatih – pelatih daerah yang berkualitas,” terusnya.
Sebelumnya, Plt. Kepala Bidang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan Islam Erwinto melaporkan bahwa tujuan kegiatan ini adalah melaksanakan Rekrutmen Calon Pelatih Daerah serta meningkatkan koordinasi antar penguji dan calon pelatih daerah.
“Adapun metode pengujian diantaranya yaitu penyampaian materi, tanya jawab, diskusi, penyusunan, pembahasan, dan konsultasi. Kemudian waktu pelaksanaan mulai Hari Selasa hingga Jumat tanggal 4 sampai dengan 7 Oktober 2022,” paparnya. (Humas)